Friday 13 October 2017

Astigmatisme

3.1            Pengertian
Astigmatisma ialah suatu kelainan dimana pembiasan pada meridian yg berbeda tak sama. Dlm keadann istirahat (tiada akomodasi) sinar sejajar yg masuk ke mata difokuskan lebih dari satu titik.Pada astigmatisma, mata menghasilkan suatu bayangan dgn titik / garis fokal multiple.Manusia dgn astigmatisma tetap merasa tak nyaman walaupun sudah dikoreksi, karena bayangan yg terbentuk bukan berupa titik, melainkan berupa garis.
3.2            Etiologi
Astigmatisma terjadi dampak kelainan kelengkungan permukaan kornea. Bayi yg baru lahir biasanya memiliki kornea yg bulat / sferis yg di dlm perkembangannya terjadi keadann apa yg dijuluki astigmatisme  with the rule (astigmatisma lazim) yg berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah / lebih kuat / jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal.
Astigmatisma jg kerap kali dikarenakan karena adanya selaput bening yg tak teratur & lengkung kornea yg terlalu besar pada salah satu bidangnya.Permukaan lensa yg berwujud bulat telur pada sisi datangnya cahaya, mewujudkan/adalah misalnya dari lensa astigmatisma.
Selain 1tu daya akomodasi mata tak bisa mengkompensasi kelainan astigmatisma karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tak berubah sama kuatnya di semua bidang. Dgn kata lain, kedua bidang membutuhkan koreksi tataran  akomodasi yg berbeda, sehingga tak bisa dikoreksi pada saat bersamaan tiada dibantu kacamata.  
Adapaun wujud-wujud astigmatisma ialah sebagai berikut:
1. Astigmatisma regular: yaitu astigmatisma yg memperlihatkan kekuatan  pembiasan bertambah / berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya.
2. Astigmatisma ireguler: astigmatisma yg terjadi tak memiliki dua meridian yg  saling tegak lurus. Astigmatisma ireguler bisa terjadi dampak kelengkungan kornea pada meridian yg sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma ireguler terjadi dampak infeksi kornea, trauma & distrofi / dampak selaput bening.
3.3            Patofisiologi
Patofisiologi Astigmatisma: Mata seseorang secara alami berwujud bulat. Dlm keadann normal, ketika cahaya memasuki mata, 1tu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yg jelas objek.Astigmatisma terjadi dampak kelainan kelengkungan permukaan kornea. Bayi yg baru lahir biasanya memiliki kornea yg bulat / sferis yg di dlm perkembangannya terjadi keadann apa yg dijuluki astigmatisme  with the rule (astigmat lazim) yg berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah / lebih kuat / jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal. Mata seseorang dgn Silindris berwujud lebih mirip sepak bola / bagian belakang sendok.. Buat manusia ini, ketika cahaya memasuki mata 1tu dibiaskan lebih dlm satu arah daripada yg lain, sehingga hanya bagian dari obyek yg mau fokus pada satu waktu..Objek pada jarak pun bisa muncul buram & bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berwujud ellips / lonjong, seperti bola rugby, sehingga sinar yg masuk ke dlm mata tak mau bertemu di satu titik retina.Sinar mau dibiaskan tersebar di retina.Hal ini mau menyebabkan pandangan menjadi kabur, tak jelas, berbayang, baik pada saat buat melihat jarak jauh maupun dekat.
3.4            Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis astigmatisma:
Pada astigmatisma rendah:
1.    Mata cepat terasa lelah, terutama pada saat melakukan pekerjaan yg teliti pada jarak fiksasi.
2.    Terasa kabur sebentar pada saat melihat dekat. Biasanya dikurangi dgn menutup mata / mengucek-ucek mata seperti pada hypermetropia. Gejala-gejala seperti ini mungkin jg terjadi pada hypermetropia tataran rendah. Penderita astigmatism rendah biasanya tak menunjukkan keluhan/gejala-gejala jika mereka tak bekerja dgn keletihan yg cukup tinggi.
3.    Sakit kepala bagian frontal.
Pada astigmatisma cukup tinggi:
1.    Penglihatan kabur, sedikit / jarang ada keluhan sakit kepala maupun asthenopia, tapi bisa terjadi sesudah memakai lensa yg minus lebih/mendekati koreksi astigmatsm tingginya. Keluhan ini mungkin ditimbulkan karena akomodasi, karena akomodasi tak bisa memberi power cylinder sehingga tak bisa membantu astigmatism cukup tinggi dlm mengkoreksi kekaburan penglihatannya. Ialah tak kerap kali mungkin buat menetralisir astigmatism sepenuhnya, sehingga astigmatism yg tersisa bisa memunculkan ketidaknyamanan, amat tak di tahap awal penggunaan lensa koreksi.
2.    Memiringkan kepala ialah keluhan kedua yg amat kerap kali pada astigmatism oblik yg cukup tinggi.
3.    Memutar-mutar kepala agar melihat lebih jelas, kadang jg pertanda mau adanya astigmatism cukup tinggi.
4.    Menyipitkan mata seperti pada penderita myopia. Hal ini dikerjakan buat mendapatkan efek pinhole / stenopaic. Tapi, penderita astigmatisma jg menyipitkan mata pada saat melihat dekat, tak hanya pada waktu melihat jauh.
5.    Memegang bacaan lebih mendekati mata, seperti pada myopia.

0 komentar:

Post a Comment