Sunday 5 November 2017

Mengenal Lebih Dekat Eric Clapton, Sang Dewa Gitar

Kali ini Gomu Gomu Ku akan nge-share profil dan fakta unik dewa gitar lainnya dan tentunya menginspirasi agan semua yang suka bermain gitar.

"Slowhand", ada yang tahu siapa gitaris yang mendapatkan julukan tersebut ? Yapp.. benar sekali, Eric Clapton.


Pria kelahiran Inggris, 20 Maret 1945 ini merupakan seorang gitaris, penyanyi, pecipta lagu, dan komponis yang begitu mengagumkan. Namanya diabadikan dalam daftar The 100 Greatest Guitarists of All Time dan menempati urutan ke-4. Eric juga menjadi salah satu musisi yang memenangi penghargaan Grammy Award yang diraihnya pada tahun 1993. Permainan gitarnya yang mengagumkan bahkan mampu mempengaruhi hampir setengah gitaris muda Amerika pada kurun waktu 1960-an hingga 1970-an. Bahkan gitaris dengan nama besar seperti Eddie Van Halen-pun menyebut Eric Clapton sebagai sosok yang mempengaruhi permainannya.

Baca Juga :

Selain Eddie Van Halen, nama lainnya seperti Richie Sambora, Eric Johnson, Slash, dan gitaris lainnya juga menjadikan permainan gitar Eric Clapton sebagai referensi yang wajib di dengar.

Eric mulai tertarik bermain gitar setelah memilihat permainan Jerry Lee Lewis di Televisi saat berusia 13 tahun. Kemudian dia tergabung dalam grup musik Roosters, setelah itu ia tergabung dalam grup musik The Yardbirds yang di dalamnya terdapat pula gitaris hebat sekelas Jimmy Page. Pada Febuari 1965, Eric memutuskan untuk keluar dari Yardbirds yang kemudian digantikan oleh Jeff Beck. Kemudian Eric Tergabung dalam gurp band John Mayyal's Bluesbreaker yang di dalamnya tergabung juga Peter Green dan Mick Taylor.

Selanjutnya di tahun 1969 Eric membentuk Blid Faith, dan di band ini nantinya Eric meraih kesuksesan yang cukup besar. Namun pada tahun 1971, Eric memutuskan untuk bersolo karir. Sejumlah album dengan karakter blues yang khas telah Ia keluarkan dan mendapat respon positif dari pecinta musik. Sebut saja album Rainbow Consert (1973), 461 Ocean Boulevard (1974), No Reason To Cry (1976), Slowhand (1977), Crossroad (1978), Unplugged MTV, dan sejumlah album lain yang dirilis di tahun-tahun berikutnya.

Selama karirnya dalam dunia musik, Eric pernah menggunakan Stratocaster dan Gibson sebagai senjata andalannya. Namun Ia mengaku Stratocaster tetap menjadi signature favoritnya.

Eric bukan hanya di kenal sebagai seorang gitaris yang memiliki nama besar, tapi juga seorang penulis lagu dan komponis yang meiliki gaya musik yang sangat bervariasi. Namun semua karya memiliki nuansa dan warna musik blues yang khas. Eric juga dikenal sebagai salah satu pencetus aliran musik Blues-Rock selain John Mayyal's Bluesbreaker dan The Yardbirds.

Salah satu lagunya yang berjudul "Tears in Heaven" memberikan bekas tersendiri dalam hati penikmat musik kala itu. Di dalam lagu tersebut terdapat kalimat yang berhubungan dengan surga, "if i saw you in heaven", dan "here in heaven". Namun dalam sebuah wawancara Eric mengaku lagu yang di tulisnya bersama Will Jennings ini di persembahkan untuk putranya yang meninggal pada 20 Maret 1991, Conor Clapton. Rasa cinta Eric kepada putranya begitu tergambarkan dalam lagu tersebut. Bahkan saat itu selama 9 bulan setelah kepergian sang putra Eric benar-benar diselimuti duka yang dalam hingga Eric sempat berkeinginan untuk tidak tampil diatas panggung lagi. Namun setalah kembali keatas panggung Eric tampil dengan gaya yang sedikit berbeda, lebih lembut, dan reflective.


Lagu "Tears in Heaven" yang dipersembahkan untuk putranya ini juga-lah yang mengantarkannya meraih 3 kategori penghargaan pada ajang Grammy Award pada tahun 1993 sekaligus meroketkan angka penjualan album "Unplugged" miliknya kala itu.

Ketika menulis lagu ini, Will Jennings mengaku pada awalnya mereka menulis lagu "Help Me Up". Kemudian Eric melihat adegan sebuah film yang akan dibuatkan sebuah lagu, dan mengatakan kapada Will, "Aku ingin membuatkan sebuah lagu untuk anakku." Eric telah menulis beberapa bait pada lagu tersebut dan Will mengaku lagu tesebut mampu menggambarkan lagu lain yang telah meraka tulis sebelumnya. Namun kemudian Eric meminta Will untuk melanjutkan bait berikutnya. Will sempat menolak permintaan Eric karena menilai lagu ini sangat pribadi dan Eric-lah yang harus menulis lagu ini seutuhnya.

Will Jennings-pun mengaku selama pengalamannya menulis lagu, "Tears in Heaven" merupakan yang palik unik dan membekas dalam dirinya. Lagu "Tears in Heaven" yang dinyanyikan oleh Eric ini juga dijadikan sountrack film Rush pada tahun 1991.

Hmm... Eric Clapton memang sesuatu.
Kagum dengan perjalanan karir seorang Eric Clapton....
Sebelumnya terima kasih untuk agan-agan yang sudah membaca artikel ini.
Jangan lupa dishare ya, dan klik icon google (+) untuk mengikuti Gomu Gomu Ku.
Sampai jumpa di artikel berikutnya....

0 komentar:

Post a Comment